Category: Movie


Rapunzel: A Tangled Tale


Rapunzel : A Tangled Tale (3D)

Penulis          : Dan Fogelman

Studio           : Walt Disney Animation Studios

Produksi        : Walt Disney Pictures

Produser       : Roy Conli

Pengarah       : Nathan Greno, Byron Howard

Genre           : Musikal, Komedi

Tipe              : CG (Computer Graphics)

Format                   : DVD

Rating           : Semua Umur

Tahun           : 2010

 

 

“Flower, gleam and glow.”

(Bunga, memancar dan bersinar.)

 

“Let your powers shine.”

(Biarkan kekuatanmu bersinar.)

 

“Make the clock reverse.”

(Balikkan alur waktu.)

 

“Bring back what once was mine.”

(Kembalikan apa yang dulu milikku.)

 

“Heal what has been hurt.”

(Sembuhkan yang telah terluka.)

 

“Change the fate’s design.”

(Mengubah suratan takdir.)

 

“Save what has been lost.”

(Selamatkan yang telah hilang.)

 

“Bring back what once was mine.”

(Kembalikan apa yang dulu milikku.)

 

“What once was mine.”

(Apa yang dulu milikku.)

 

Bunga Ajaib dan Putri Berambut Emas

Zaman dahulu kala… Ya, ya, ya. Ini memang cerita dongeng, terus kenapa!? *ehem* Jauh di dalam hutan ada sebuah bunga ajaib berwarna emas, yang ditemukan wanita tua bernama Gothel (Donna Murphy). Kenapa ajaib? Bila seseorang menyanyikan lagu di hadapan bunga itu, maka waktu akan berputar terbalik. Luka, penyakit, dan sebagainya menjadi sembuh– Bahkan usia pun jadi muda kembali! Selama berabad-abad, Gothel berulangkali membuat dirinya muda kembali dengan kekuatan bunga ini dan hidup abadi. Namun dia merahasiakan keberadaan bunga ini dan memakainya hanya untuk dirinya sendiri.

 

Lama kemudian, di suatu kerajaan sang Ratu sedang sakit keras. Tak ada dokter atau obat yang bisa manjur di lingkungan kerajaan, sehingga sang Raja mengerahkan seluruh pasukan untuk mencari apapun yang bisa menyembuhkan penyakit sang Ratu. Pencarian demi pencarian, pasukan sampai di hutan tempat bunga ajaib berada. Karena kecerobohan Gothel, pasukan kerajaan berhasil menemukan bunga itu dan membawanya pulang. Dengan obat yang dibuat dari bunga ajaib, sang Ratu sembuh kembali. Tidak hanya itu: bayi yang saat itu dikandung sang Ratu mewarisi kekuatan ajaib bunga tersebut- Seorang bayi perempuan berambut emas, warna pirang keemasan seperti warna sinar ajaib bunga tersebut, yang diberi nama Rapunzel (Mandy Moore).

 

Gothel tak tinggal diam dan berusaha merebut kekuatan ajaib itu kembali. Ternyata dalam rambut emas Rapunzel tersimpan kekuatan yang sama denga bunga itu, selama lagunya dinyanyikan. Sayang, saat memotong sebgian rambut Rapunzel untuk dibawa pulang, rambut yang dipotong justru berubah warna menjadi coklat dan kehilangan kekuatannya. Gothel mengubah rencana: menculik Rapunzel dan membawanya jauh ke menara tinggi dan tersembunyi di dalam hutan! Raja dan Ratu serta seluruh pasukan mati-matian mencarinya, tapi tidak berhasil. Lalu dilaukan tindakan khusus: setiap tahun di hari kelahiran Rapunzel, seluruh penduduk akan menyalakan lentera cahaya dan mengapungkannya di langit, sebagai tanda agar suatu saat Rapunzel bisa kembali.

 

Lentera bersinar di Langit Malam

Gothel lalu membesarkan Rapunzel dengan berpura-pura sebagai ibunya; setiap hari mengajari lirik lagu ajaib tersebut, serta tidak mengizinkannya keluar sekali pun dengan alasan bahwa ‘dunia itu berbahaya’ dan orang lain hanya ingin merebut kekuatan rambut emas Rapunzel. Tahun-tahun berlalu… Gothel membiarkan rambut emas Rapunzel terus tumbuh panjang tanpa mencukurnya sekalipun agar terus bisa memanfaatkan kekuatannya. Alhasil rambut emas Rapunzel menjadi sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, SANGAT, AMAT-SANGAT-PANJANG. *hosh, hosh*

 

Menjelang ulang tahunnya yang ke-18, Rapunzel mencapai puncak kebosanan tinggal di menara. Kegiatan setiap hari hanya menyapu, mengepel lantai, melap jendela, memasak, melukis di dinding, bernyanyi, dan bermain bersama bunglon sahabatnya: Pascal. Rapunzel sungguh penasaran pada semua lentera bersinar yang terbang di langit di setiap hari ulang tahunnya. Setiap malam Rapunzel memimpikan bisa melihatnya usatu hari nanti; yang menurut perasaannya, itu adalah sesuatu yang sangat penting. Rapunzel pun memberanikan diri meminta ‘ibu’-nya Gothel, agar dia dapat pergi melihat dunia luar. …Yang tentunya ditolak mentah-mentah, membuat Rapunzel kecewa.

 

“Flynn Rider sang Pencuri”

Sementara itu, tersebutlah sang pencuri ulung, licik, dan tampan (?) bernama Flynn Rider (Zachary Levi). Berkoalisi dengan Stabbington Brothers (Ron Perlman), Flynn mencuri mahkota putri dari kerajaan dan jadi buronan nomor 1. Dengan kelicikannya Flynn menipu Stabbington Brothers dan kabur sendirian sambil membawa mahkota curian tersebut. Setelah dikejar-kejar kuda putih pasukan kerajaan yang super gigih bernama Maximus, Flynn berhasil lolos sambil tak sengaja menemukan menara tempat Rapunzel tinggal. Setelah memanjat dengan susah payah, Flynn bertemu dengan Rapunzel- setelah dipukul sampai pingsan dengan penggorengan, sih.

 

Setelah kaget dengan rambut super panjang, dicurigai, diinterogasi, dan berdebat sengit, Flynn setuju memandu Rapunzel ke kerajaan untuk melihat lentera bersinar, supaya Rapunzel mengembalikan makhota curiannya. Berbekal kenekatan, Flynn, Rapunzel, dan Pascal keluar dari menara lalu menyusuri hutan. Setelah pertemuan kembali (juga perkelahian dan kejar-kejaran) dengan Maximus, ketiga- keempatnya memutuskan untuk bekerja sama menuju kerajaan. Di perjalanan mereka bertemu banyak orang yang agak… ehm, aneh seperti kumpulan bandit ala bajak laut. Belum lagi terjebak banjir di dam, terlibat pertarungan pedang, penggorengan, dan rambut (??), serta Stabbington Brothers dan Gothel yang terus menerus mengejar tanpa henti.

 

Walau awalnya saling kerja sama secara terpaksa, di sela-sela petualangan ini, hubungan Flynn dan Rapunzel semakin dekat. Dari berusaha membujuk Rapunzel pulang, disandera para bandit, berkelahi dengan Maximus, ketakutan akan kekuatan ajaib rambut Rapunzel, dll sampai saling mebuka diri satu sama lain dengan Rapunzel, Flynn semakin jauh dari tujuan hidupnya semula. Flynn menjadi sahabat Maximus, dan orang yang berharga bagi Rapunzel. Apakah Fynn akan melupakan hasil curiannya demi Rapunzel? Apa Rapunzel sendiri bisa percaya sepenuhnya pada Flynn ketika sang ibu Gothel menerornya? Terakhir, apa Raja dan Ratu bisa mendapatkan Rapunzel kembali sebagai anak?? Lalau bagaimana jadinya saat Flynn tertangkap pasukan kerajaan!??

 

Penuh adegan musikal yang lucu, konyol, tapi tetap menyentuh dan dramatis, film Rapunzel terbaru ini menjadi salah satu andalan Disney. Rambut Rapunzel yang luar biasa panjang serta Pascal yang imut dan sanggup berubah warna saja sudah bisa memikat hati penonton di belasan menit pertama. Belum lagi Flynn yang cerdik (cermat dan agak licik) beraksi sok keren tapi sebenarnya tetap konyol. Maximus sang kuda putih pemberani; lebih pintar dari penunggangnya sang komandan pasukan kerajaan (M. C. Gainey)- sanggup melacak Flynn dengan endusan ala anjing, lompatan ala kucing, serta kegigihan bagai kuda (dia memang kuda!) lengkap dengan wajah menyebalkan. Tidak lupa kekonyolan bandit bertangan kait (Brad Garret), bandit berhidung besar (Jeffrey Tambor) serta Vladimir (Richard Kiel), penduduk, pasukan kerajaan, dan Gothel sendiri.

 

Seperti halnya film musikal ala Disney; setiap adegan dibumbui bukan hanya dengan kisah yang epik serta romantis, tapi juga lagu-lagu orisinil yang dinyanyikan setiap karakternya. Pengekspresian setiap kata-kata dalam lagunya sungguh mencerminkan perasaan karkaternya saat itu, Seperti lagu saat Rapunzel melamunkan impiannya, saat Gothel menekankan ketegasan larangannya, saat para bandit mengungkapkan impian terpendam mereka, lalu tentunya saat Flynn dan Rapunzel melihat ‘cahaya’ dalam diri satu sama lain… Ehem-ehem! XD

 

Dikemas dalam grafis 3 Dimensi (3D) yang memukau, film Rapunzel: A Tangled Tale ini sungguh luar biasa hampir dalam setiap aspek. Selain aspek para karakter dan aktor barusan, juga lingkungan hutan, kota kerajaan, dan terutama lentera bersinar sungguh indah dipandang mata. Berbeda dengan Dreamworks, film animasi ini selain kekonyolan dan rasa humor, lebih menekankan pada sisi kemanusiaan serta romantisme antara dua tokoh utama. Gerak tubuh dan ekspresi mereka sungguh terpancar jelas melalui grafis 3 Dimensi dan pembawaan sempurna para aktor-aktrisnya. Yang bukan penggemar kisah romantis atau serial cantik sekalipun pasti bisa menikmai film ini sebagai suatu karya yang membekas di hati bagai kisah-kisah dongeng klasik Disney yang terus ada di dalam hati kita. Film animasi Disney paling menyentuh di tahun 2010!!

 

Nilai:

Grafis              : 1o0 S

Suara               : 100     S

Cerita              : 90      S

Keseluruhan   : 97 A++

 

MEGAMIND (3D)


Megamind (3D)

Penulis          : Alan J. Schoolcraft, Brent Simons

Studio           : Dreamworks Animation

Produksi        : Paramount Pictures

Genre           : Super Hero, Komedi

Tipe              : CG (Computer Graphics)

Format                   : DVD

Rating           : Semua Umur

Tahun           : 2010

 

Alkisah, di penghujung alam semesta, ada dua planet yang terhisap oleh lubang hitam (Black Hole). Dalam umur 8 hari, Megamind (Will Ferrel) sang bayi alien berkepala besar dikirim oleh orang tuanya dengan kapsul angkasa ke Bumi bersama Minion (David Cross) pengikut setianya untuk menyelamatkan diri. Dalam perjalanan, ternyata ada kapsul lain (dari planet satunya), yaitu Metro Man (Brad Pitt). Setelah saling bertubrukan sepanjang jalan, akhirnya Megamind sampai di Bumi, tepat di rumah megah keluarga kaya yang hangat- …Sampai Metro Man menghempaskannya ke penjara kota yang usang dan kotor.

 

Metro Man tumbuh dengan kekuatan ala Superman: tenaga kuat, badan sekeras baja, bisa terbang, sinar laser dari mata, dll. Sementara Megamind dibesarkan kriminal menjadi penjahat dengan memakai otak BESAR-nya yang jenius. Tidak senang, pihak berwajib mengirim Megamind ke “Sekolah Anak Berbakat Khusus” untuk meluruskannya- tapi Metro Man juga berada di sekolah itu. Sementara Metro Man dikagumi oleh seisi sekolah atas semua kekuatannya yang luar biasa, Megamind dikucilkan dan selalu menyendiri. Setiap usaha Megamind berakhir dengan kekacauan, sedangkan Metro Man selalu berhasil. Lalu Megamind sadar: mungkin dia memang cocok untuk membuat kekacauan. Mungkin dia memang ditakdirkan untuk menjadi penjahat! Berbekal tekad tersebut, Megamind meledakkan sekolah dengan cat biru, lalu memulai karir sebagai penjahat. Bukan penjahat biasa- Penjahat Super (Super Villain)! Tahun-tahun berlalu; Metro Man tumbuh dewasa menjadi pahlawan super yang melindungi Kota Metro, dan Megamind menjadi penjahat super yang selalu meneror kota dengan robot-robot ciptaannya.

 

Pertarungan demi pertarungan, Metro Man selalu mengalahkan Megamind dan menjebloskannya ke penjara. Setelah itu pulalah Megamind suskes melarikan diri dan kembali menyusun ‘rencana jahat’ berikutnya. Suatu hari, Megamind menculik Roxanne Richi (Tina Fey) sang reporter TV kota (untuk ke-sekian kalinya) demi memancing Metro Man ke perangkap laser. Walau ada kesalahan dalam rencana itu, secara tak terduga Megamind berhasil menghabisi riwayat Metro Man. Terkejut atas keberhasilan ini, Megamind pun mengambil alih seisi kota dan membuat kejahatan merajarela.

 

Namun itu hanya sebentar. Tak lama, Megamind merasa hidupnya hampa. Megamind menyadari, bahwa yang paling dia senangi adalah bertarung menggunakan ‘bakat jahat’-nya sampai maksimal- Yang tanpa pahlawan hebat seperti Metro Man, tak ada artinya. Setelah berteman dengan Roxanne menggunakan penyamaran Bernard (Ben Stiller), Megamind memutuskan untuk ‘membuat’ pahalwan super baru sebagai lawan. Meskipun ditentang oleh Minion, Megamind tetap membuat pistol DNA berisikan semua kekuatan super Metro Man (yang diambil dari ketombenya) dan mencari siapa yang cocok menjadi pahlawan baru. Sayangnya Hal Stewart (Jonah Hill) kameramen teman Roxanne yang terpilih (secara tak sengaja) sebagai pahlawan super baru “Titan” bukanlah orang tepat. Lelah dengan hidup pas-pasan dan perasaan terpendam pada Roxanne, Hal atau Titan justru merampok bank seperti penjahat. Megamind pun kalah melawannya, serta hubungan cintanya dengan Roxanne (dengan penyamaran Bernard) ketahuan dan membuatnya ditolak, patah hati. Setelah seisi Kota Metro porak poranda oleh Titan, Megamind bekerja sama dengan Roxanne untuk mencari cara mengalahkannya. Ketika keduanya menemukan rahasia tersembunyi tentang Metro Man, sanggupkah Megamind memberanikan diri menantang Titan kembali? Bukan sebagai sesama penjahat, tetapi sebagai… Pahlawan.

 

Film animasi Dreamworks kali ini memang lain dari yang lain. Sekilas mengusut tema Super Hero, namun plot dan pembawaan ceritanya sangat jauh berbeda dengan film sejenis seperti Superman, Batman, atau X-Men. Selain fokus utama ada di si penjahat, pembawaan adegan setiap detil kehidupan Megamind sangat aneh, tidak umum, dan lucu luar biasa. Hubungan sahabat antar Megamind yang jenius tapi sering salah tingkah dan Minion yang eksentrik tapi setia (sangat menyentuh namun konyol), Roxanne yang berani tapi ceroboh, Metro Man yang terlalu banyak ‘eksyen’, serta segudang tindakan lucu lainnya. Gayanya yang sangat berbeda namun dikemas secara (hampir) sempurna, tidak banyak basa-basi dan menggelitik perut penonton setiap menitnya, juga lengkap dengan pesan moral akan pilihan hidup. Akankan kita mengikuti alur begitu saja atau mencoba ‘menggebrak’ segala elemen umum yang ada selama ini demi masa depan yang baru dan lebih cerah seperti Megamind? Cerita yang unik dan benar-benar terasa fresh dalam nuansa 3D yang cemerlang, dijamin menggugah hati veteran penonton film sekalipun! Film animasi tersegar tahun 2010!

 

Nilai:

Grafis              : 90 A+

Suara               : 90     A+

Cerita              : 100      S

Keseluruhan   : 93 A+

 

Despicable Me


Despicable Me (3D)

Penulis        : Ken Daurio, Cinco Paul

Studio          : Illumination Entertainment

Produksi     : Universal Pictures

Genre           : Komedi, Keluarga

Tipe              : CG (Computer Graphics)

Format        : DVD

Rating          : Semua Umur

Tahun           : 2010

Heboh! Piramida Giza di Mesir telah dicuri!? Pencurian terhebat abad ini telah menggemparkan seisi dunia, dan semua mencurigai satu orang… Gru! Gru (Steve Carrel) adalah penjahat super yang memiliki otak jenius dan sangat kejam (?). Namun pelakunya adalah Vector (Jason Segel); yang membuat Gru iri dan segera mengeluarkan rencana terhebatnya, yaitu… MENCURI BULAN! Gru meminta dana pada Mr. Perkins (Will Arnett), presiden Bank Kejahatan, yang sayangnya ditolak karena prestasi payah Gru dalam dunia kriminal. Tapi Gru diberi kesempatan untuk memperoleh dana, asalkan berhasil mengambil Shrink Ray (Sinar Pengecil) dari markas rahasia Asia Timur.

Sialnya, setelah susah payah mendapatkan Sinar Pengecil, Vector merebutnya dari Gru. Gru mengejar, tapi tak berdaya menghadapi senjata canggih Vector. Saat kehabisan akal, Gru melihat 3 gadis yatim piatu: Margo (Miranda Cosgrove), Edith (Dana Gaier), dan Agnes (Elsie Fisher) bisa masuk ke dalam markas Vector dengan mudah sebagai penjual kue. Gru pun mendapat ide untuk mengadopsi ketiga anak itu, agar bisa merebut kembali Sinar Pengecil dari Vector!

Gru dibantu oleh anak buah menyerupai alien berbentuk kapsul kuning dan konyol: pasukan minion (Tim, Bob, Mark, Phil, Stuart, Dave, Jerry, dll), serta asisten jenius Dr. Nefario (Russel Brand). Apa jadinya jika harus merawat 3 orang anak? Sebelumnya Margo, Edith, dan Agnes adalah tiga bersaudari yatim piatu yang diperlakukan buruk oleh Ms. Hottie (Kristen Wiig) sang pemilik panti asuhan yang bengis sampai diadopsi Gru. Awalnya Gru memperlakukan mereka bertiga dengan tidak layak dan cuek, namun kerepotan menghadapi tingkah ketiganya. Margo yang paling dewasa dan selalu mencurigai Gru, Edith yang tomboi dan suka memainkan hasil ciptaan Gru, serta Agnes yang paling kecil, polos, dan maniak binatang unicorn!

Berkat bantuan 3 bersaudari ini, Gru berhasil merebut Sinar Pengecil dan memulai rencana pencurian bulan. Namun seiring menemani mereka ke taman bermain, kursus balet, dan lainnya… Gru mulai menyukai ketiganya dan perlahan menjadi ramah serta perhatian- seperti ayah yang sesungguhnya. Fokus Gru mulai terpecah antar mengurus anak dan mengejar ambisi. Saat Vector menculik Margo, Edith, dan Agnes untuk ditukar dengan sinar pengecil, akankah Gru mengorbankan impiannya untuk kehangatan keluarga?

Film animasi satu ini memang unik; kekonyolan Gru dalam “usaha menguasai dunia” bersama pasukan minion sangat kocak, aksi tiga anak angkat Gru yang menggelitik, jalan cerita yang tidak mudah ditebak, serta adegan menyentuh sebagai keluarga. Apakah kita juga siap menyediakan waktu, tenaga, bahkan hal berharga lain demi anak-anak serta sanak saudara seperti yang dilakukan Gru? Jawablah setelah menonton film ini!

Nilai:

Grafis              : 90 A+

Suara               : 90     A+

Cerita              : 90      A+

Keseluruhan   : 90 A+

How to Train Your Dragon (3D)


How to Train Your Dragon (3D)

Penulis           : Cressida Cowel

Studio             : Dreamworks

Produksi        : Paramount Pictures

Genre              : Petualangan, Fantasi

Tipe                  : CG (Computer Graphics)

Format            : DVD

Rating              : Remaja

Tahun               : 2010

“Ini adalah Pulau Berk. Jika tempat lain punya hama tikus dan belalang, kami punya… Naga.”


How to Train Your Dragon adalah film animasi yang diangkat dari novel tahun 2003 berjudul sama karya Cressida Cowel. Di penghujung lautan yang keras dan kurang beredab, terdapat Pulau Berk; tempat tinggal sekelompok bangsa Viking yang gagah perkasa, berotot tebal, serta pemberani (juga keras kepala), hidup damai dengan berburu dan menggembalakan domba. Tentu saja ada hama-hama nakal yang berusaha mencuri ternak mereka… Ups; bukan tikus, belalang, gagak, atau si kancil, tapi… NAGA! Bertarung melawan makhluk bersayap penyembur api ini adalah tugas mulia bagi bangsa Viking; maka seorang remaja terlemah (juga terkurus) di antara bangsa Viking lainnya: Hiccup Horrendeous Haddock III (Jay Baruchel), bermaksud ikut maju di baris depan. Walau dia murid pintar dari pandai besi Gobber the Belch (Craig Ferguson), Hiccup sangat lemah dan ceroboh, sehingga Stoic the Vast (Gerard Butler), ketua suku Viking sekaligus ayah Hiccup, melarangnya. Untuk membuktikan diri, Hiccup memakai pelontar meriam buatannya sendiri untuk menjatuhkan Night Fury, naga paling berbahaya, kuat, dan tak pernah dilihat sosoknya. Walau dia berhasil, tapi tak ada yang percaya. Hiccup pun nekat pergi ke tengah hutan tempat naga itu jatuh, untuk mengambil bukti kepalanya. Hiccup bertemu naga hitam yang sebenarnya tidak terlalu besar ini, yang jatuh di dekat danau karena sayap ekornya putus sebelah. Pada akhirnya Hiccup tak tega untuk membunuh naga itu dan membiarkannya, bahkan dia tidak mau lagi ikut bertempur karena takut. Sayangnya  ayah Hiccup terlanjur mendaftarkannya menjadi murid di tempat latihan khusus melawan naga, sehingga Hiccup kebingungan.

Apa Sebenarnya “Naga” Itu?

Di tengah kebingungan itu Hiccup mengunjungi naga hitam tersebut, lalu tanpa sengaja bersahabat dengannya dan memberinya nama Toothless (tak bergigi) karena melihatnya tidak punya gigi (sebenarnya punya, tapi disembunyikan). Melalui Toothless, Hiccup mempelajari setiap karakteristik naga: suka makan ikan, tidak tahan dikelitik di dagu, suka menangkap cahaya layaknya seekor kucing, dan… tidak agresif! Pandangan Hiccup tentang naga dari yang dipercayai bangsa Viking selama ini berubah; mereka bukanlah mahkluk buas kejam yang haus darah, tetapi hanya binatang liar yang suka berkelompok seperti singa dan bisa terbang seperti burung. Semua pengetahuan ini membuat Hiccup menaklukkan berbagai naga di tempat latihan tanpa kekerasan, membuat  Astrid Hofferson (America Ferrera) sang murid unggul iri. Persahabatan Hiccup dan Toothless semakin erat sampai Hiccup membuatkan sayap baru dan pelana; menunggangi Toothless, juga belajar mengendarainya dan menjadi penunggang naga pertama. Namun ayah Hiccup tak lama mengetahuinya dan marah besar; bahkan mengikat Toohtless dan mengurung Hiccup sebagai pengkhianat bangsa Viking. Tapi Hiccup tak menyerah. Bersama-sama Astrid, Snotlout Jorgenson (Jonah Hill) yang sok jago tapi berani, Tuffnut dan Ruffnut Thorston (T.J. Miller dan Kristen Wiig) anak kembar yang selalu bertengkar, Fishlegs Ingerman (Cristhoper Mintz-Plasse) anak gembul yang hafal semua status naga (ala RPG), Hiccup dan Toothless menemukan rahasia dari bangsa naga, serta alasan mereka terus menyerbu Pulau Berk. Walau bertaruh nyawa, Hiccup bersikeras membuktikan bahwa manusia dan naga bisa hidup bersama dengan saling memahami.

Pemahaman Terhadap Sesama

Film yang luar biasa ini menunjukkan dengan jelas bahwa tidak semua yang kita percayai selalu benar. Sudah sejak lama kita harus selalu mendengarkan orang lain, berbicara serta berpikir dahulu sebelum menduga-duga yang buruk, dan tak main hakim sendiri. Kenyataannya memang masih banyak sekali orang yang mudah terpancing amarah dan membuat perkelahian, yang semuanya berujung pada penderitaan keluarga serta korban warga. Namun dengan memahami satu sama lain, kita bisa menghindari pertikaian tak perlu dan membangun ikatan kekeluargaan antar sesama kita, walau berbeda dalam banyak hal.Hendaknya kita belajar dari film ini; sabar mendegarkan orang lain, berani untuk mengetahui kebenaran, dan menyelesaikan masalah tanpa kekerasan.

“Sekali lagi, ini adalah Pulau Berk. Jika tempat lain punya hewan setia anjing, kucing dan burung, kami punya… Naga.”

Nilai:

Grafis           : 90    A+

Suara           : 85    A+

Cerita           : 95    A+

Keseluruhan : 90 A+

E (0-20)        : Parah

D (21-40)      : Buruk

C (41-60)      : Kurang

B (61-80)      : Lumayan

A (81-99)      : Bagus

S (100)         : Sempurna!

The Pink Panther 2


hr_the_pink_panther_2_1The Pink Panther 2

Studio            : Metro-Goldwyn-Mayer (MGM)

Produksi       : Columbia Pictures

Genre             : Komedi, Misteri

Tipe                : Live-Action

Format          : DVD

Rating             : Remaja

Tahun              : 2008

Pink Panther adalah berlian merah muda bernilai tinggi yang menjadi simbol negara Perancis. Bila dipecah-pecah, bisa dijual dengan harga sangat tinggi! Karena alasan itulah berlian ini menjadi salah satu harta Negara paling diincar di seluruh dunia, dan harus dilindungi secara khusus. Setelah melewati beberapa kali pencurian, berlian pink ini berhasil diselamatkan oleh Inspektur Jacques Clouseau (Steve Martin), dan tersimpan aman… hingga saat ini. Pencuri misterius The Tornado tiba-tiba muncul kembali setelah 10 tahun pensiun, menghempaskan berbagai harta berharga dari tempat perlindungannya di setiap negara. Magna Carta Inggris, Kain kafan Turin Italia, dan Pedang Kaisar Jepang telah diambil tanpa ketahuan sedikit pun! Yang tersisa hanyalah kartu  “The Tornado” (yang ditulis dalam bahasa Negara yang kecurian tersebut) di TKP. Usaha yang dikerahkan polisi untuk menangkapnya sia-sia, maka dibentuklah Tim Impian yang beranggotakan detektif-detektif terkenal dari seluruh penjuru dunia untuk memecahkan kasus ini.

The Pink Panther 2Inspektur Kepala (I.K.) Dreyfus (John Cleese) merasa senang saat dipanggil untuk masalah ini… sampai dia tahu bahwa yang akan diikutsertakan dalam Tim Impian sebagai wakil Perancis adalah Clouseau, bukan dia! Clouseau yang saat itu masih bekerja sebagai polisi tilang di museum Perancis (di mana berlian Pink Panther disimpan), sekaligus sebagai penjaga berlian Pink Panther, harus ikut serta. Awalnya Closseau keberatan karena bila dia pergi, siapa yang akan menjaga berlian Pink Panther? I.K. Dreyfus ngotot bahwa dia yang akan menjaganya; dengan maksud sebenarnya untuk menaikkan reputasinya, juga menjauhkan Clouseau darinya. Bersama Gilbert Ponton partnernya (Jean Reno), 2009_the_pink_panther_2_023Clouseau terpaksa menurut meninggalkan Perancis dan asistennya tercintanya Nicole (Emily Mortimer), untuk ikut serta dalam pertemuan Tim Impian. Namun baru satu langkah keluar dari Perancis, berlian Pink Panther telah dicuri!!? “Apa kubilang?” keluh Clouseau. Pertemuan pun segera dipindah ke Perancis, untuk memulai penyelidikan dengan segera. Bersama detektif Vicenzo Rocarra Squarcialupi Brancaleone (Andy Garcia) dari Italia yang eksotis, Kenji Mazuto (Yuki Matsuzaki) dari Jepang yang ahli komputer, Randall Pepperidge (Alfred Molina) dari Paris yang ahli deduction (membuat kesimpulan), dan Sonia (Aishwarya Rai Bachan) penulis yang tahu banyak tentang The Tornado, usaha penangkapan “The Tornado” dimulai!

film-review-the-pink-panther-2-2009-2-5-12-33-31Seperti film Pink Panther pertama, walau berupa penyelidikan kasus, suasananya jauh dari serius. Alunan music asli dari film kartun Pink Panther bertahun-tahun silam menemani tingkah konyol Clouseau dari menilang mobil (sampai tangannya terjepit), permainan juggle yang membakar restoran (langsung diusir), menyelinap ke rumah tersangka (memecahkan perabot, jatuh dari atas cerobong asap), mereka-ulang kejadian pencurian Cincin Paus (memakai baju Paus dan jatuh dari beranda di Vatikan!? O_o), bahkan bertanding karate dengan 2 anak Ponton (menghancurkan seisi rumah) dan memata-matai Nicole karena cemburu (sebagai penari Meksiko??). Paduan semua tingkah konyol dari karakter Clouseau, Nicole, Ponton, dan semua karakter lainnya membuat penyelidikan dalam film ini begitu hidup dan penuh tawa. Setiap penonton pasti dibuat geli dalam setiap menit film ini oleh tingkah ‘ada-ada saja’ dari semua tokohnya, terutama Clouseau. Logat Perancis, Italia, Jepang, dan lainnya terasa sangat  sempurna menggambarkan kewarganegaraan setiap tokoh film ini yang datang dari berbagai penjuru dunia. Cara penyelidikan yang cenderung tidak logis dan terkesan bodoh dalam film ini sangat menggelitik karena walau cara-cara tersebut membuat Clouseau dikeluarkan dari penyelidikan, hal itu malah membuatnya berhasil menangkap pelaku sebenarnya di akhir cerita! Film “The Pink Panther 2” sama sekali tidak memerlukan banyak pemikiran mengenai istilah sulit atau pengetahuan khusus, kekonyolan serta lelucon-lelucon unik film ini sangat mudah dicerna bagi yang belum pernah ke Perancis (atau ke luar negeri ^_^) sekalipun. Sebuah karya yang sangat layak ditonton seluruh keluarga di dunia!


The Tale of Desperaux

Penulis : Kate DiCamillo

Studio : Universal Pictures

Produksi : Relativity Media

Genre : Dongeng, Fantasi

Tipe : CG (Computer Graphic)

Format : DVD

Rating : Semua Umur

Tahun : 2008

Dongeng Kerajaan, Sup, Dua Putri, dan… Tikus

Di Kerajaan Dor, setiap tahun diadakan festival sup. Kepala koki yang dibantu makhluk sayur-buah ajaib, selalu berhasil menciptakan cita rasa tak tertandingi setiap kalinya. Semua orang dari penjuru dunia datang untuk melihat jamuan makan khusus para anggota keluarga kerajaan, dengan sup istimewa dari koki tersebut. Tidak ketinggalan Chiaroscuro atau biasa disebut Roscuro (Dustin Hoffman) tikus besar (rat) yang berlayar dari seberang lautan demi setidaknya bisa mencium aroma sup itu. Walau sedikit TofD004nekat, Roscuro berhasil masuk ke istana dan melihat sup itu dihidangkan. Malang; Putri Pea (Emma Watson) yang takut pada tikus besar melihat Roscuro lalu berteriak, membuat Roscuro terkejut dan jatuh. Tragedi menimpa istana; tentu saja Roscuro yang dituduh bersalah terpaksa lari ke bawah tanah, tempat tikus besar sebangsanya tinggal. Sayangnya mereka licik, berbeda dengan Roscuro. Era gelap meliputi kerajaan; sup dilarang, kekeringan melanda, kebahagiaan sirna.

Di sudut lain bawah tanah, tikus kecil (mouse) hidup dengan harus takut padaThe_Tale_of_Despereaux_Pics_4 kucing, perangkap, dan semacamnya sampai ada sekolah untuk itu. Namun tikus kecil Desperaux (Matthew Broderick) yang lahir dengan telinga sangat besar, sebaliknya. Dia begitu berani; misal Desperaux berani makan sepotong keju besar dalam sekali suap, menggambar kucing di buku pelajaran sekolah, bahkan membaca buku cerita dan bukan memakannya seperti tikus lain! Buku cerita inilah hal terbesar yang mempengaruhi kehidupan Desperaux. Terhanyut dalam kisah heroik ksatria yang menolong seorang putri di dalamnya, Desperaux mencari cara untuk keluar ke atas. Melalui lorong-lorong dengan ukuran ratusan kali dirinya dan kaki-kaki orang istana, akhirnya Desperaux sampai di sebuah ruangan. Di dalam dia bertemu PutriTale-of-Desperaux_l Pea yang sedang bersedih, karena hujan sampai sup lezat yang membawa kesuburan dan selera makan seluruh rakyat sudah lenyap. Tergugah perasaannya, Desperaux berjanji kepada Putri Pea untuk mengembalikan sup dan hujan yang hilang ke kerajaan. Namun sebelum Desperaux bertindak, tikus-tikus seluruh kota bawah tanah sudah mengetahui ‘aksi-aksi kecil’-nya selama ini! Tentu mereka sangat marah, dan membuat keputusan agar Desperaux dibuang. Semua karena Desperaux yang berani ini, lebih seperti manusia daripada tikus.

Desperaux pun dijatuhkan ke lubang gelap tempat para tikus besar tinggal. Di sana Desperaux mendapat masalah, tetapi untunglah Roscuro menolongnya.despereaux4 Di rumahnya yang baru, Roscuro menceritakan semua kemurungannya selama ini atas kejadian tragis itu pada Desperaux. Begitu mengetahui bahwa Roscuro juga mengenal Putri Pea yang sama, Desperaux balik bercerita mengenai keadaan dunia atas pada saat ini. Semua diceritakan Desperaux; dari buku cerita ksatria sampai janji pada Putri Pea. Mendengar cerita itu dan dengan dorongan Desperaux, Roscuro sekali lagi memberanikan diri pergi ke dunia atas untuk memohon maaf. Namun Putri Pea mengecewakannya; melukai hatinya begitu dalam, sampai menimbulkan keinginan balas dendam. Kemudian setelah dihasut oleh Botticeli Remorso (Ciaran Hinds) tikus besar yang jahat, Roscuro memperdaya pelayan istana Miggery Sow atau Mig (Tracey Ulman) yang ingin menjadi seorang putri; untuk menculik Putri Pea. Putri Pea dibawa ke dasar dari dasar ruang bawah tanah untuk dieksekusi! Apa tindakan Desperaux?

Perwujudan Visual Tetralogi Fantasi Anak

Film animasi ini diangkat dari tetralogi buku fantasi anak-anak dengan judul sama karangan Kate DiCamillo. Karya ini memenangkan Medali Newberry sebagai kisah anak-anak terbaik. Alur cerita film ini awalnya mungkin sulit dimengerti karena tetralogi bukunya dipadu menjadi satu, tapi menyiratkan kesan fantasi yang kental dan jelas, seperti keberanian, sifat ksatria, kepahlawanan, dan memaafkan. Penyampaian setiap bentuk karakternya juga sudah cukup baik, hanya saja terdapat sedikit kekurangan dalam pengisian suara. Walau memakai aktor ternama, tapi kurang mampu menampilkan kesan para tokohnya dengan kuat. Namun sedikit kekurangan tersebut takkan menghalangi siapapun untuk coba menonton film ini! Sangat layak untuk disaksikan sampai akhir!

Nilai:

Grafis : 75 B++

Suara : 75 A+

Cerita : 90 A+

Keseluruhan : 80 B++

E (0-20) : Parah

D (21-40) : Buruk

C (41-60) : Kurang

B (61-80) : Lumayan

A (81-99) : Bagus

S (100) : Sempurna!